MENGULIK STASIUN TULUNGAGUNG DAN SEJARAHNYA

 Pada kesempatan kali ini ditahun 2021 ini... saya akan sedikit membahas tentang Stasiun Tulungagung.. kota kelahiran dan sekaligus tempat tinggal saya hingga saat ini...

Saya ingat betul kenangan masa kecil di stasiun ini, waktu itu masih SD (lupa kelas berapa) saat sore menjelang diajak bapak naik motor "Shogun" kebetulan jarak rumah dengan stasiun gak sampai dari 3km, lewat jalan timur stasiun sebelah utara , tepat di sebelah container "Tempat Buang Sampah" disitu ada jalan masuk emplasemen.. (lambat laun seiring Sterilisasi jalan tersebut kini ditutup) saat masuk jalan itu kita bisa melihat "Jembatan Timbang" yang dulunya mungkin prasarana untuk menimbang gerbong barang.. Sebuah bangunan gudang dengan pintu besar yang muat untuk ukuran 1 lokomotif masuk (jadi Rental PS), Atap stasiun yang masih Ori dan 2 corong air untuk minum lokomotif (sampai sekarang masih ada) wujud wesel jalur 4 ,5 dan yang menuju ke "Timbangan" saya samar2 teringat sepertinya Wesel bandul masih tertancap disitu.. pun juga masih terhubung ke jalur utama, hanya saja sudah tidak digunakan lagi karena sudah diberi (Plang Stop) dan dilihat kondisi bantalan kayu yg lapuk sudah tidak bisa dilewati lagi.. 

begitupun wesel ke jalur 4 dan 5 diselatan stasiun masih terhubung dengan jalur utama..melihat prosesi langsiran Senja Kediri yg dihela CC203 dengan logo dishub pada bagian depan sambil makan pentol beli 2ribu tapi kuahnya di banyakin... Kenyang :D sambil ngeliat langsiran diselingi sama nonton bola voli, dulu tiap sore mesti rame orang voli posisinya ada di bekas jalur 5 dan 6 mungkin 

ada yang tertinggal... 

yang masih saya ingat lagi suatu pagi dibonceng bapak naik motornya , dijalur 4 ada orang tidur (tepatnya diselatan stasiun) "orang itu kok tidur disitu? apa gak takut kelindes kereta? "  tanyaku ke bapak.. "Itu namanya Tuna Wisma" kata bapak sambil menyetir motor, Saat itu masih belum paham, maklum namanya juga anak kecil hehe..

Kenangan gerbong K3 ber-livery oranye biru sedang sendirian dijalur 2 entah kenapa ada disitu.. pun juga ada Plasser / MPJR bertengger dijalur 3..saya ingat betul waktu itu naik ke gerbong sambil mainin "Setir warna merah" saat itu belum kalau itu buat rem gerbong haha..

mengulik tentang Stasiun Tulungagung.. bakal banyak hal yg harus digambar kan.. salah satunya yaitu tentang " Sejarah " jadi ingat Penuturan Bung karno "Jas Merah" Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah kita sebagai anak bangsa dan kawula muda setidaknya harus lebih mengerti sejarah dan jangan meninggalkan apalagi melupakannya supaya kelak nanti dimasa mendatang kita mempunyai pengetahuan dan kenangan terhadap sejarah tempo dulu...

Di Tulungagung ada banyak sekali peninggalan sejarah yg mungkin saat ini kian terabaikan. tapi kali ini saya khusus membahas tentang semua sejarah yg ada di Stasiun Tulungagung

Kita mulai dari foto2 beberapa dekade yang lalu....

B1904 came off its pumping station and performed some shunting at Tulungagung on 18th May 1976

C2843 is having steaming problems with the late running express on May 18th 1976

C2843 was emitting a huge pall of black smoke on the late running northbound Dhoho on May 18th 1976

B1903 as pump engine at Tulungagung on 3rd September 1978.


Tidak banyak foto-foto lawas di internet yang menggambarkan tentang Stasiun Tulungagung.. Foto di atas saya rasa masih kurang cukup untuk menggambarkan tentang stasiun ini dimasa lalu.. tapi tak mengapa, kita apresiasi yang sebesar-besarnya untuk mbah Rob Dickinson dkk. yang telah membagikan foto2 nya khusus nya di Stasiun Tulungagung dan PG Mojopanggung (kita bahas selanjutnya) mungkin tanpa beliau kita semua tdk akan tau bagaimana kondisi stasiun Tulungagung pada masa itu dan mungkin hanya sebatas dengar cerita dari orang tua saja...

Oke kita mulai saja untuk membahasnya...

Stasiun Tulungagung sendiri dibangun pada tahun (saya lupa menyimpan literaturnya) yang jelas tahun 1800an..dulunya memiliki 4-5jalur dugaan saya malah lebih. menurut cerita Stasiun Tulungagung dilengkapi dengan fasilitas yang sangat mendukung berupa jembatan timbang, Menara Air, Depo Lokomotif bahkan Pemutar Lokomotif?? masih belum yakin sih.. tapi menurut beberapa cerita (orang tua) si pemutar lokomotif nya berada di dekat Gudang , ada pula yang mengatakan ada di Selatan stasiun yg sekarang jadi taman bermain... tapi bagi saya sampai kini masih jadi misteri yg belum terpecahkan.. semoga saja nanti nemu Literatur yang menjelaskan tentang misteri tersebut semoga...

Di sebelah barat stasiun terdapat jalur lori yang menguhubungkan ke PG Mojopanggung dulu nya digunakan untuk angkutan gula dan Tetes tebu dari PG ke Stasiun Tulungagung kalau ditelusuri jalur lorinya ke utara (PJL250) lalu berbelok ke Barat sekitar 5km hingga sampai PG Mojopanggung....   

*untuk bahasan tentang PG Mojopanggung dan jaringan lorinya akan saya tulis diartikel selanjutnya..

Begitu juga di sebelah selatan stasiun juga terdapat percabangan menuju Campurdarat-Trenggalek-Tugu  yang dibangun pada tahun 1921-1922 berdasarkan Undang-undang 6 Juni 1919 Staatsblad nomor 312 membentang sepanjang -+ 48km berikut gambarannya:

peta jalur ka Tulungagung-Tugu

Daftar urutan stasiun dan jadwal kereta api


berawal dari membuka situs KITLV dengan mencari keyword "Tulungagung" saya menemukan sebuah foto yang mungkin ada hubungannya dengan Jalur Tulungagung-Tugu.. difoto tersebut tertulis 

" Selamatan ter gelegenheid van het begin van de
werkzaamheden aan de trambaan te Toeloengagoeng "

dapat di artikan...

Selamatan di kesempatan awal
bekerja dijalur tram Tulungagung

jikalau ditelisik dari tahun di foto adalah 1919 kemungkinan memang ini adalah prosesi Selametan untuk pembangunan awal Jalur KA Tulungagung-Tugu dikarenakan pembangunannya sendiri menurut data dimulai tahun 1921... tapi entah benar atau salah ini menurut asumsi saya sendiri..

 Selamatan ter gelegenheid van het begin van de
werkzaamheden aan de trambaan te Toeloengagoeng 1919

 

Dan juga saya menemukan foto sebuah jalur KA dengan background gunung yang tidak asing...Gunung budeg...  tapi saya lupa nyimpen link website aslinya.. tapi untungnya dulu sudah ke-download...

dengan background gunung budeg


satu demi satu misteri mulai terpecahkan.. dengan adanya bukti data2 dan foto maka lebih menguatkan lagi bahwasanya jalur Tulungagung-Trenggalek-Tugu ini memang benar-benar ada..

Oke kita kembali ketopik tentang Stasiun Tulungagung.. untuk pembahasan tentang Jalur KA Tulungagung-Trenggalek-Tugu akan kita ulik di lain waktu saja...

Saya akan membagikan beberapa foto kondisi saat ini terutama bagian yang memiliki historis lebih di Stasiun Tulungagung... 

Difoto dari utara

Atap stasiun dan corong air yang masih sama seperti dulu



Tower Air

Tampak pintu gudang



Dulunya ada 2 wesel disini, kearah depan menuju jalur 4,5
ke belakang menuju jalur utama dan ke timbangan

Jembatan Timbang

Jembatan Timbang (2)



saya kurang tahu ini bangunan apa letaknya di selatan stasiun
kemungkinan bisa gudang / tempat penyimpanan


bekas pondasi berbentuk persegi -+ 2x2m
kemungkinan dulunya adalah rumah sinyal?
atau mungkin pos untuk pengatur wesel

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya bahas disini.. masih tentang sejarah yang ada di kota Tulungagung tercinta ini untuk mengingat memori masa kecil sekaligus belajar tentang sejarah yang ada di indonesia khusus nya di Tulungagung.. demi menyingkat artikel ini agar minimalis.. maka untuk pembahasan selanjutnya akan saya tulis di artikel yang lain.. 

salah satu yang (mungkin) akan saya ulik selanjutnya adalah

1. Jalur lori Stasiun Tulungagung - PG. Mojopanggung

2. Jalur lori PG Mojopanggung - Ngantru - PG Ngadirejo

3. Jalur lori PG Mojopanggung - Trenggalek


yak.... mungkin sampai disini dulu pembahasan singkat kali ini.. kurang lebihnya mohon maaf / jika ada koreksi / kritik saran atau kalian ingin membagikan pengalamannya bisa komentar di bawah ini iya..

Terimakasih :)


keyword:

Tulungagung, Tulungagung Tempo Dulu, Foto Tulungagung Dulu, Kereta Api Tulungagung, Sejarah Tulungagung, Stasiun Tulungagung, Jalur Mati Kereta Api, Pabrik Gula Mojopanggung, Turntable Tulungagung , Tulungagung Bersinar, Senja Kediri Tulungagung

Comments